Quantcast
Channel: little moment like this
Viewing all articles
Browse latest Browse all 100

Jelajah Turki - Istanbul bagian 1

$
0
0



Mentari masih belum juga menampakkan diri dari benteng-benteng beton sepanjang horizon di ufuk timur. Hanyalah sayap-sayap pijarnya yang mulai menyerbu secara perlahan menuju ke arah langit di barat. Langit pun seolah mati-matian mempertahankan warna biru mudanya dari pijar kilau emas keperakan dari bola api yang terus merangsek dari negeri di timur sana.

Bus yang saya tumpangi dari Selcuk, memasuki terminal bus utama dari kota yang terletak di dua benua ini. Sebuah terminal yang luas dan tampak membingungkan bagi saya. Apalagi ditambah dengan bahasa yang berbeda dan jarang sekali ditemui orang yang bisa berbahasa Inggris. Jikalau ada pun, kemampuannya sangat minim sekali.

Bus Terminal of  Istanbul
Singkat cerita, setelah mati-matian mencoba berkomunikasi, akhirnya keluar juga saya dan 3 teman seperjalanan dari terminal bus, menuju jantung kota dengan sebuah free shuttle mini bus. Dengan cepat pemandangan di luar jendela menjadi semakin kota, ramai dengan orang-orang yang mulai hilir mudik melakukan aktivitasnya.

“Yusufpasa” sang sopir berseru sambil menolehkan mukanya ke kami, “Metro Station” sambil menunjuk ke sebuah stasiun kecil di tengah jalan raya.
“Ok, thank you. Bye” kami berseru balas sambil melangkah keluar dari mini bus.

Kota yang diilustrasikan, kota yang dideskripsikan, kota yang dinyanyikan, kota yang digambarkan oleh banyak seniman dan pujangga dunia, Istanbul. This is it! Kota terakhir dari Jelajah Turki saya.
Read more »

Viewing all articles
Browse latest Browse all 100

Trending Articles


HOY PANGIT, MAGBAYAD KA!


Henry el monstruo feliz para colorear e imprimir


Dama y vagabundo para pintar


Girasoles para colorear


Good Morning Quotes


RE: Mutton Pies (jameskoiman)


Hagibis (1946) by Francisco V. Coching


Ka riam ka beit bad ka por riam


Vimeo Create - Video Maker & Editor 1.6.0 by Vimeo Inc


Vimeo 3.42.1 by Vimeo Inc