Malam kelam dengan
sedikit sinaran bulan, dihiasi oleh kerlip kecil bintang-bintang yang
bertaburan di kanvas langit yang hitam. Ramainya jalan raya dengan blitz-blitz
sinar lampu dari kendaraan bermotor semakin berkurang dan hilang di kejauhan, tertinggal
dalam laju kami menyusuri jalanan 2 lajur, membelah daerah-daerah yang masih
alami dan belum tersentuh oleh beton-beton bertingkat. Dalam bayang-bayangannya
hanya tampak pantulan pohon-pohon tinggi menjulang, mencoba menyentuh langit
yang konon tak berbatas.
Kujulurkan kepala ini
sedikit melalui jendela mobil yang terbuka. Sejenak kurasakan hempasan udara
dingin segar di paras muka telanjang ini dan melongok melihat indahnya ribuan
bintang bertaburan yang tak mungkin aku nikmati setiap hari. Hidup dan tinggal
dalam himpitan beton dengan udara panas berpolusi dan langit yang selalu
tertutup lembayung polusi itu sendiri. Kutolehkan kepalaku ke bangku belakang
dan seketika ucapanku tertahan, tersenyum melihat 5 kepala yang tergolek, dalam
perkelanaannya di dunia sana, bergerak mengikuti irama goncangan mobil ini.
Read more »