Quantcast
Channel: little moment like this
Viewing all articles
Browse latest Browse all 100

100 comments about street food (first 47 comments)

$
0
0

Street food istilah kerennya! Di Indonesia tercinta ini, street food lebih dikenal dengan julukan warung tenda aka. abang-abang. Dari warung tenda seafood sampai warung tenda nasi uduk. Dari abang siomay sampai abang jual kopi instant. Di luar negeri juga ga jauh beda, dari warung ini sampai warung itu dan dari “abang” ini sampai “abang” itu.

Street food identik dengan makanan/minuman orang lokal dengan harga yang relative bersahabat bagi pembelinya, terutama untuk takaran konsumen lokal. Menjual beraneka ragam makanan dan minuman yang cenderung bernuansa khas/common dan yang lagi populer, dari area dimana street food tersebut ditemui. Ambil contoh di Yogyakarta, tentunya banyak ditemui ibu-ibu penjual gudeg di pinggir jalan. Contoh lain di Hanoi, Vietnam, akan banyak ditemui penjual pho di tepi-tepi jalan raya, di sepenjuru kota.

Bagi saya street food adalah jati diri dan inti dari budaya suatu bangsa. Kenapa? Karena street food adalah makanan yang dikonsumsi dari semua lapisan masyarakat pada umumnya, dari yang muda sampai yang tua, dari yang kekurangan sampai yang kaya raya. Street food adalah sesuatu yang nyata, dimana penikmatnya tidak perlu banyak berlagak dalam menyantapnya, tidak perlu memenuhi aturan etika tertentu dalam menyantapnya. Nyata karena penikmat street food melakukan apapun yag mereka mau dalam menyantap sajian budaya tersebut. Penikmat street food tak peduli dengan segala ke-fancy-an dan keanggunan dalam menikmatinya. Jilatan bumbu yang meleleh di jemari adalah menjadi pelengkap nikmat dalam menyantap street food.

Berikut adalah kalimat pertama yang terlintas dari 99 teman, begitu mendengar kata-kata street food. Penasaran dengan pendapat para teman yang terdiri dari beragam background, beragam profesi? Yuk kita tengok komentar-komentar mereka.
Read more »

Viewing all articles
Browse latest Browse all 100